Dream Theater

Posted: 25 September 2009 in Blogroll

Dream
Theater adalah salah satu grup progressive metal paling terkemuka di
dunia saat ini. Didirikan oleh Mike Portnoy, John Petrucci dan John
Myung, mereka telah merilis delapan album studio, empat rekaman live
dan satu album pendek (EP). Album pertama mereka, When Dream And Day
Unite direkam dengan Charlie Dominici sebagai vokalis dan Kevin Moore
sebagai pemain keyboards. Dominici berusia jauh lebih tua daripada
anggota lainnya dan ingin memainkan musik yang lain, sehingga ia
kemudian keluar dari grup. Mereka kemudian mencari pengganti yang ideal
selama 2 tahun sampai akhirnya bertemu dengan James LaBrie, vokalis
dari Kanada melalui audisi.

Bersama LaBrie mereka merekam Images And Words yang melambungkan nama
mereka ke jajaran internasional dengan hit “Pull Me Under” dan “Another
Day”. Awake adalah album terakhir mereka dengan Moore yang kemudian
digantikan oleh Derek Sherinian untuk album Falling Into Infinity. Pada
akhirnya Sherinian juga digantikan oleh Jordan Rudess dan formasi ini
masih bertahan sampai hari ini. Mereka telah meluncurkan album konsep
Metropolis 2: Scenes From A Memory dan album ganda Six Degrees Of Inner
Turbulence. Pada tahun 2003 mereka memutuskan untuk merekam album
non-konsep Train Of Thought yang sangat dipengaruhi oleh grup thrash
metal seperti Metallica.

Album terbaru mereka yang berjudul Octavarium dikeluarkan pada tanggal
7 Juni 2005 dan selain merupakan album studio kedelapan juga mengandung
delapan lagu.

Setelah Dream Theater meluncurkan album Live mereka dalam memperingati
20 tahun Dream Theater terbentuk yang berjudul Score yang direkam pada
tanggal 1 April 2006 di Radio City Music Hall,US. Mereka kembali
bersiap meluncurkan album ke sembilan mereka dengan membawa bendera
label record baru yaitu RoadRunner Records, mereka telah merampungkan
album Systematic Chaos yang berisi 8 lagu dan akan diluncurkan pada
tanggal 5 Juni 2007 di US.

Sejarah Dream Theater

Dream Theater dibentuk pada bulan September 1985, ketika gitaris
John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah
band untuk mengisi waktu luang mereka ketika bersekolah di Berklee
College of Music di Boston. Mereka lalu bertemu seorang pemain drum,
Mike Portnoy, di salah satu ruang latihan di Berklee, dan setelah dua
hari negosiasi, mereka berhasil mengajak Mike Portnoy untuk bergabung.
Setelah itu, mereka bertiga ingin mengisi dua tempat kosong di band
tersebut, dan Petrucci bertanya kepada teman band, Kevin Moore, untuk
menjadi pemain keyboard. Dia setuju, dan ketika Chris Collins diajak
untuk menjadi vokalis, band tersebut sudah komplit.

Dengan lima anggota, mereka memutuskan untuk menamai band tersebut dengan nama Majesty. Menurut dokumentasi DVD Score,
mereka berlima sedang mengantri tiket untuk konser Rush di Berklee
Performance Center ketika mendengarkan Rush dengan boom box. Portnoy
lalu berkata bahwa akhiran dari lagu tersebut (Bastille Day) terdengar
sangat “majestic”. Pada saat itulah mereka memutuskan Majesty adalah
nama yang bagus untuk sebuah band, dan tetap bagus sampai sekarang.

Pada saat – saat tersebut, Portnoy, Petrucci dan Myung masih berkutat
dengan kuliah mereka, juga dengan kerja paruh waktu dan mengajar.
Jadwal mereka menjadi kiat ketat sehingga mereka harus memutuskan
antara mengejar karir di bidang musik atau mengakhiri band Majesty.
Namun akhirnya Majesty menang dan mereka bertiga keluar dari Berklee
untuk berkonsentrasi di karir musik. Petrucci mengomentari tentang hal
ini di dokumentasi DVD Score,
berkata bahwa saat tersebut sangat susah untuk meminta kepada orang
tuanya untuk pergi ke sekolah musik. Dan lebih susah lagi untuk
menyakinkan orang tuanya agar ia boleh keluar dari sekolah.

Moore juga akhirnya keluar dari sekolahnya, SUNY Fredonia, untuk
berkonsentrasi dengan band tersebut.Sedangkan nama Dream Theater
dipakai oleh mereka sebagai nama yang beru ketika mereka sedang
melakukan pertunjukan,terdapat nama band asal Las Vegas yang sama
dengan nama band mereka yaitu majesty,dan band asal Las Vegas ini telah
lebih dulu menggunakan nama Majesty dan telah dipatenkan dan kemudian
atas saran dari ayah Mike Portnoy ayahnya mengusulkan menggunakan nama
Dream Theater,nama ini diambil dari nama sebuah gedung pertunjukan
Monterey, California,kemudian mereka menyetujui untuk mengganti nama
dengan nama Dream Theater sampai sekarang ini.Setalah mengganti nama
band mereka,kemudian mereka juga mengganti logo band mereka yang
sekarang dikenal sebagai majesty logo, majesty logo ini dibuat oleh
Charlie domichi vokalis pertama meraka yang diambil dari simbol Mary
Queen of Scots,dan di modifikasi oleh charlie sehingga terbentuklah
majesty logo seperti sekarang ini,dan majesty logo ini pertama kali
digunakan dalam album pertama mereka yaitu When Dream And Day Unite,dan
majesty logo ini merupakan sebuah artwork pertama mereka dalam album
tersebut,dan logo majesty ini pertama kali digunakan oleh Mike Portnoy
dan Charlie Dominichi sebagai tato di lengan mereka. Dan nama Majesty ada di album When Dream and Day Unite dengan judul Ytse Jam, kalo dibalik menjadi maJ estY.

 

Karakteristik penulisan lagu

Beberapa teknik penulisan lagu yang unik telah dilakukan oleh Dream
Theater, yang kebanyakan terjadi di masa – masa sekarang, ketika mereka
bisa bereksperimen dengan label rekaman mereka sendiri.

Dimulai dengan Train of Thought, Dream Theater sudah memulai memasukkan
elemen – elemen kecil dan tersembunyi di musik mereka, dan memuat
elemen tersebut kepada peminat yang lebih fanatik. Karakteristik yang
paling terkenal (yang biasa disebut “nugget”) tersembunyi di “In the
Name of God”, yang merupakan sandi morse dari “eat my ass and balls”
(makan pantatku dan penisku), yang merupakan kata – kata terkenal dari
Mike Portnoy. Sejak saat itu, banyak peminat – peminat Dream Theater
mulai berusaha menemukan hal – hal kecil yang biasanya tidak menarik
bagi peminat biasa.

Beberapa dari teknik mereka yang terkenal termasuk:

• Suara dari fonograf di akhiran dari “Finally Free” di album Scenes
from a Memory adalah suara yang sama di awalan “The Glass Prison” di
album berikutnya, Six Degrees of Inner Turbulence. Dan akhiran kunci
terakhir di “As I Am” sama dengan kunci yang digunakan di album
selanjutnya, Train of Thought. Juga, not piano yang dimainkan di
akhiran “In the Name of God” di ‘Train of Thought adalah not yang sama
dengan pembukaan “The Root of All Evil” di album berikutnya, Octavarium.

• Tiga bagian dari “The Glass Prison” di Six Degrees of Inner
Turbulence, dua bagian dari “This Dying Soul” di Train of Thought dan
dua bagian dari “The Root of All Evil” di Octavarium menunjukkan tujuh
poin pertama dari dua belas poin – poin di program Alcoholics Anonymous
oleh Bill Wilson, yang mana program itu diikuti oleh Mike Portnoy. Ia
juga berkata bahwa ia akan membuat lagu – lagu lain yang memuat lima
program lainnya, yang akan ditujukan untuk Wilson

• Dream Theater kadang menggunakan teknik penulisan lagu dimana bagian
– bagian dari sebuah lagu dikembangkan tiap kali mereka dimainkan.
Contohnya, lagu “6:00″ dari Awake. Setelah awalan lagu, mereka hampir
memainkan chorus, tapi mengulang lagu tersebut dari awalan lagi (di
menit 1:33). Dan ketika chorus sudah seharusnya dimainkan pada saat
berikutnya, mereka mengulang lagi dari awalan, di menit 2:11. Teknik
ini bisa juga ditemukan di “Peruvian Skies”, “Blind Faith” dan “Endless
Sacrifice”

• Penggunaan notasi yang berulang – ulang juga digunakan, yang sudah dikenal dari lagu – lagu Charles Ives, contohnya:

o Tema lagu “Wait for Sleep” muncul di “Learning to Live” (menit 8:11)
dan juga muncul dua kali di “Just Let Me Breath” (menit 3:39 dan 5:21)

o Tema lagu “Learning to Live” muncul di “Another Day” (menit 2:53)

o Tema lagu “Space-Dye Vest” digunakan beberapa kali di album Awake.

o Tema pembukaan dari “Erotomania” digunakan di “Voices” di Awake (menit 4:51).

o Satu dari melodi – melodi di “Metropolis Pt 1 (The Miracle and the
Sleeper)” diulang di chorus kedua di “Home” dari Metropolis Pt 2
(Scenes From A Memory), dengan cuma pengubahan satu kata. Beberapa
lirik dari “Metropolis Pt 1″ just digunakan di “Home”. Pada dasarnya,
keseluruhan album “Scenes From A Memory” penuh dengan
musikal/lirikal/konseptual variasi dari elemen – elemen musikal dari
“Metropolis Pt 1″ dan “The Dance of Eternity” sebenarnya dibangun dari
variasi – variasi elemen musik di lagu – lagu dalam album tersebut.

o Bagian – baguan dari tiap lagu di album “Octavarium” telah digunakan di bagian kelima dari lagu berjudul sama, “Octavarium”.

• Six Degrees of Inner Turbulence, studio album ke enam mereka, memuat
enam lagu dan mempunyai karakter – karakter angka enam di judul – judul
lagunya. Train of Thought, studio album ke tujuh mereka, memuat tujuh
lagu. Octavarium, studio album ke delapan mereka memuat delapan lagu
dan judul albumnya diambil dari kata octo, yang merupakan kata Latin
yang berarti delapan, berarti satu oktaf dari istilah musik, yang mana
merupakan jarak dari satu not ke not lain adalah delapan not di tangga
nada diatonik. Judul lagi dari CD ini adalah 24 menit, kelipatan dari
8. Halaman depan albumnya juga memuat karakter – karakter yang
berhubungan dengan 5 dan 8. Contohnya, satu set dari kotak – kotak
putih dan kotak – kotak hitam, mempunyai arti satu oktaf dari piano.

• Lagu “Octavarium” dulunya ingin diakhiri dengan seruling yang bergema
serupa dengan awalan lagu tersebut. Namun diganti dengan not piano yang
sama dari awalan album Octavarium. Mike Portnoy telah mengatakan bahwa
seri awalan – akhiran album akan berhenti disini, karena album ke
sembilan mendatang tidak akan diawali dengan akhiran “Octavarium”

• Analisis detil tentang “nugget” di “Octavarium” (disebut oleh Mike
Portnoy sebagai “sebuah nugget raksasa”) telah dipublikasikan di sebuah
situs independen.

• Systematic Chaos Album ini di release per-5 Juni 2007 dengan 2 model design sampulnya.

Yang reguler bergambar interchange jalan tol dengan warna hijau pucat
kekuning-kuningan sementara yang special edition bergambar traffic
light yang digantung diatas kawat berduri dengan background warna
oranye kehitaman.

album ini tetap berpegang pada progressive dengan corak baladda yang di
mix dengan epic-metal alla metallica. Lirik pada album ini agakberbeda
dengan album2 terdahulu, disini DT menghadirkan beberapa lirik tentang
fantasi mereka, tetapi lirik tentang personal tetap mereka pertahankan.

 

Tinggalkan komentar